Sungguh pertembungan itu menerbitkan satu perasaan yang sukar di mengertikan. Entah mengapa aku terusik dek renungan sepasang mata yang telah lama aku usir jauh dari hati.
Di mindaku, lebih banyak persoalan berbanding jawapan. Namun kepada siapa harus ku tanya. Kepadanya...? Aku segan... Lantas ku kira, harus aku biarkan saja. Hidup pastinya terus berputar seperti biasa. Ya itu yang akan ku lakukan.
Ku lalui hari demi hari seperti biasa. Namun ku sedar, aku semakin kerap memikirkan pertemuan itu. Punya peluang saja aku seakan hanyut seketika ke dalam dunia mindaku.
Aku tidak bisa melupakan renungan mata itu. Suatu ketika dulu, sepasang mata itulah yang melemahkan jiwa gadisku. Kerana sepasang mata itu jugalah aku mengabdikan diri kepadanya. ***
Bersambung...
1 Tinta Menari Bersama...:
:)
luahkan..luahkan..
sebelumnya semuanya terlewat
Post a Comment